Travelling yang bernilai

Travelling yang bernilai

Travelling atau istilah jaman sekarang nge-trip, tour, wisata dan seterusnya. Semua itu membutuhkan usaha yang tidak sedikit mulai dari perencanaan, waktu, tenaga, dan yang tak kalah pentingnya adalah uang atau pendanaan. Perjalanan wisata selalu menyisakan hal hal yang menyenangkan itu adalah ekpektasi setiap traveller. Tidak jarang orang rela melakukan perjalanan setelah mendengar testimoni orang lain yang menggambarkan kesenangan, kisah seru, adventure yang menegangkan samapai kepada sisi religi.

Wisata oleh sebagaian orang dianggap sebagai prestasi dari kesuksesan, banyak orang beranggapan kalau sudah traveling ke luar negeri maka tingkat kesuksesan bisa di nilai. Semua orang memiliki angan angan untuk bisa mengunjungi suatu tempat yang menarik baginya, hal ini tentu tidak sama untuk setiap orangnya. Ada mungkin yang bercita cita mau liburan ke Singapura ada yang mau Ke Amerika ada yang Mau ke Eropa atau ada yang mau Umroh.


Perjalanan juga memberikan wawasan kekinian akan budaya, kehidupan masyarakat hingga praktik politik negara lain. Apabila anda traveling ke Singapura maka akan anda dapati masyarakat setempat menjadikan ekonomi sebagai Raja, mereka sangat disiplin namun sangat acuh tak acuh. Di Amerika juga pasti berbeda dengan Singapura dan seterusnya. Wawasan ini juga akan menyebabkan terbukanya ide dan gagasan untuk diri kita.

Perjalana terlama saya waktu umroh tahun 2015 yang lalu, menjadi titik awal kerinduan yang terus datang tak henti henti. Saya bersyukur memiliki teman teman yang begitu peduli dan penuh kekompakan. Umroh perdana dan menjadikan perjalanan terlama saya yang pertama.
Menggunakan pesawat Air Asia dari Lombok International Airport dengan durasi perjalanan sekitar 13 jam on flight. dan sekitar 12 jam on transit di Kuala Lumpur. Perjalanan dengan 11 orang lainnya yang memberikan pengalaman tak ternilai dalam kehidupan pribadi saya. Penuh dengan keharuan, kebersamaan meski penuh perjuangan.



Saat itu kami bulatkan niat dan teguhkan keyakinan akan Keagungan Alloh. Mendarat jazirah Arab pagi itu seperti dalam mimpi, air mata tak kuasa menahan haru yang begitu dahysat. Menyaksikan pagi hari yang berkabut di bumi yang diberkahi, otak saya pun menelusuri lembaran kisah dari Rasulullah saw. 14 abad yang lalu dimana tidak ada fasilitas pesawat tidak ada mobil dan belum ada Aircon (AC). Namun dakwah beliau menjadi penentu kehidupan umat manusia sekarang ini. Beliau angkat derajat manusia dari jahiliyah ke peradaban yang semestinya..

Rasa syukur yang teramat dalam dan rindu yang membuncah dalam sanubari seakan meluap dan membanjiri mata ini. Sepanjang perjalanan dari Kota Jeddah menuju Madinah dalam kendaraan yang ber pendingin pun masih terasa letih, lalu bagaimana dengan mu ya Rasulullah. Panas ini tak menyurutkan langkahmu menyelamatakan Ummat ini. Terjalnya bukit bukit yang engkau lalui sungguh tak terkira perih dan luka yang engkau alamai.

Terima kasih ya Alloh engkau turunkan Rasulmu untuk menjadikan terang alam ini, menjadi pembawa berita gembira kepada kami yang jauh di timur.

Inilah perjalanan yang penuh arti penuh nilai, letih pun tak sanggup menghapus rindu ini untuk dapat kembali ke jazirah ini.. sampai jumpa kembali wahai dua kota yang diberkahi semoga bisa kembali menjumpaimu..